Produk Tekonologi Terapan: Komposter Sampah Aerob
MINNA-SAN KONNICHIWA!(≧▽≦)
お元気ですか?
Kalian sehat-sehat aja kan?
Balik lagi nih sama ふかっちい🐥 di blog ini! Nah kali ini mimin mau bagiin info penting ke kalian nih. Yaitu tentang teknologi terapan. Udah pada tau belum hayoo apa itu tekonologi terapan?( ・∀・)
Yup, bener banget! Teknologi terapan adalah sebuah teknologi yang dibentuk bagi sebuah masyarakat pada daerah tertentu sehingga akan dapat melakukan penyesuaian dengan berbagai macam bentuk aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik hingga kepada ekonomi masyarakat yang akan saling memiliki ketersangkutkan. Dari sebuah tujuan yang akan ditemui, teknologi tepat guna pada dasarnya haruslah melakukan penerapan seperti:
- Melakukan penerapan metode hemat dari sumber daya
- Mudah untuk digunakan dan dirawat, dan terakhir
- Memiliki dampak polusi yang kecil apabila dibandingkan dengan teknologi lainnya.
Nah ngomong ngomong soal teknologi terapan nih ya, menurut kalian apa sih dari banyak teknologi-teknologi tersebut yang sekiranya memiliki peluang yang menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia?ʕ•̀ω•́ʔ✧
Kalo menurut mimin sih, karena di Indonesia ini di beberapa daerahnya masih banyak yang penduduknya masih bekerja di sektor agraris, khususnya pertanian dan perkebunan, maka teknologi terapan yang paling tepat yaitu alat komposter aerob. Temen-temen pasti udah tau dong ya tentang alat komposter ini yang pastinya pernah nih kalian praktekik di SMP/SMA.
Kalo kalian lupa, kita bahas kembali yuk teknologi terapan yang satu ini!
Komposter Sampah Aerob
- Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
- Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam alat komposter, kemudidan padatkan. Isi seluruh alat komposter hingga penuh.
- Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam alat komposter untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.
- Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.
- Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.
- Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat alat komposter, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam alat komposter tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.
- Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
- Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
- Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.
Comments
Post a Comment